dulu Kai Havertz yang dengan golnya disumbangkan ke Chelsea, kemenangan di final Liga Champions melawan Manchester City, musim lalu. Tahun ini, The London Blues terlihat lebih kuat, karena nama-nama seperti Romelu Lukaku atau Saul Niguez telah bergabung dengan tim. Karena itu, pertanyaan secara alami muncul: Bisakah Chelsea juara lagi di Liga Champions?
Tim yang dipimpin Thomas Tuchel berada di Grup H, bersama Juventus, Zenit St Petersburg, dan Malmo. Inggris memiliki kemungkinan 92% melewati tahap dalam kelompok, menurut ahli statistik Nielsen Gracenote. Ini tidak mengejutkan, karena dilema nyata bagi tim "besar" mulai muncul setelah babak penyisihan grup. Real Madrid adalah satu-satunya tim yang dikutip di atas Chelsea untuk maju ke babak sistem gugur. The Madrilenians berdiri hanya 1% lebih tinggi dari London.
Bagaimanapun, Chelsea adalah tim Inggris yang paling banyak dikutip untuk pergi ke akhir kompetisi. Salah satu alasannya adalah fakta bahwa tim Inggris lainnya berada di grup yang relatif lebih sulit daripada wali Tuchel. Manchester City asuhan Pep Guardiola akan menghadapi raksasa PSG di grup, sedangkan 2 lawan lainnya, Leipzig dan Bruges, juga tak bisa dianggap remeh.
Sementara itu, tugas Liverpool tampaknya semakin berat. The Reds bermain di Grup B bersama Atletico Madrid, Porto dan AC Milan. Sang juara 2019 kurang lebih mengandalkan tim yang sama yang membawa mereka sukses 2 tahun lalu, tetapi situasi kali ini tampaknya lebih sulit. Sementara hasil imbang telah terbukti mudah dengan Manchester United, yang akan menghadapi Young Boys, Villarreal dan Atalanta. Namun, mencapai final akan menjadi langkah besar bagi United, yang terlepas dari pendekatan Ronaldo, belum mencatatkan penampilan yang menonjol di Liga Champions, sepanjang musim terakhir.